Senin, 20 Maret 2017

Apa Perbedaan PERS dan SOSMED ?


PERS
Pers adalah badan yang membuat penerbitan media massa secara berkala. Secara bahasa  atau etimologisnya dalam bahasa belanda Pers, dalam bahasa inggris Press, dan dalam bahasa prancis Presse , yang berasal dari bahasa latin, perssare dari kata premere, yang berarti “Tekan” atau “Cetak”, definisi terminologisnya adalah “media massa cetak” atau “media cetak”.Dalam UU pers no 40 tahun 1999, Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan meyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik dan segala jenis saluran yang tersedia. Atau singkatnya pers adalah suatu sarana pemberitaan yang menerbitkan suatu berita atau informasi secara berkala kepada masyarakat luas.


SOSMED ( MEDIA SOSIAL )
Sosmed atau Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog,jejaring sosial, wiki, forum dan  dunia virtual.  Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Menurut Andreas kaplan dan Michael haenlein media sosial adalah  sebagai "sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 , dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content".

Apa Perbedaan dari INFORMASI dan BERITA ?


INFORMASI

Informasi adalah pesan (ucapan atau ekspresi) atau kumpulan pesan yang terdiri dari simbol, atau makna yang dapat ditafsirkan dari kumpulan pesan. Informasi bisa di katakan sebagai pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran, pengalaman, atau instruksi. Namun, istilah ini memiliki banyak arti tergantung pada konteksnya, dan secara umum berhubungan erat dengan konsep. Informasi juga dapat di sebut dengan data yang telah diberi makna melalui konteks yang seringkali digunakan untuk membuat informasi dari data yang ada di dalamnya.  Atau singkatnya adalah kumpulan pesan yang di sampaikan seseorang kepada seseorang lainnya ( masyarakat )

BERITA

Berita adalah informasi baru atau informasi mengenai sesuatu yang sedang terjadi, disajikan lewat bentuk cetak, siaran, Internet, atau dari mulut ke mulut kepada orang ketiga atau orang banyak. Laporan berita merupakan tugas wartawan, saat berita dilaporkan oleh wartawan laporan tersebut menjadi fakta  atau ide terkini yang dipilih secara sengaja oleh redaksi pemberitaan atau media untuk disiarkan dengan anggapan bahwa berita yang terpilih dapat menarik khalayak banyak karena mengandung unsur-unsur berita. Stasiun televisi biasanya memiliki acara berita atau menayangkan berita sepanjang waktu. Kebutuhan akan berita ada dalam masyarakat, baik yang melek huruf maupun yang buta huruf. Atau singkat nya berita adalah kumpulan informasi yang telah di cek kebenarannya dan telah di verivikasi sebelum di sampaikan kepada publik atau masyarakat.

Mengenal lebih mendalam tentang pers dan jurnalistik

Pers dalam bahasa inggris artinya press, arti sempitnya adalah media cetak dan juga mempunyai arti luas yang beearti media massa. Pers atau media massa lahir dari naluri alamiah manusia untuk mengetahui apa yang terjadi di sekitar mereka maupun di tempat lain. Fungsi utama pers adalah menghantarkan informasi atau berita kepada masyarakat, yang bersifat sistematis,terorganisasi,dan menggunakan teknologo informasi yang modern.
5 fungsi utama pers yaitu;
1.      To inform ( menginformasikan)
Menyampaikan informasiyang seluas-luasnya kepada masyarakat dengan cepat.
2.      To educate ( mendidik )
Informasi yang disebarluaskan dalam rangka mendidik.
3.      To influence ( mempengaruhi )
4.      To entertaint ( menghibur )
Berita yang di sajikan tidak boleh bersifat negatif ataupun destruktif dan menyesatkan untuk sekedar membuat berita yang bombastis.
5.      To mediate ( mediasi )
Mampu menghubungkan satu tempat dengan tempat lain, peristiwa satu dengan peristiwa yang lain,orang satu dengan orang yang lain. Pada saat yang sama.
Meskipun jurnalistik terlihat sederhana namun sebenarnya sangat kompleks dan rumit.
Tulisan-tulisan yang ada di media biasanya berisi 3 kategori yaitu;
1.      Fakta : berita dan future
2.      Opini : tajuk rencana, artikel,dan surat pembaca.
3.      Iklan atau advertorial.
Tujuannya adalah menghasilkan tulisan berita fakta bukan pendapat atau imajinasi wartawan, pada dasarnya kegiatan ini untuk memindahkan realitas empirik ke dalam realitas media. Karena harus memenuhi standart dan obyektivitas.
Apa Perbedaan INFORMASI dan BERITA ?
INFORMASI adalah potongan pesan atau kumpulan pesan yang di sampaikan seseorang dan diterima oleh seseorang yang lainnya.
BERITA adalah kumpulan info media yang telah dicek kebenarannya dan telah divertifikasi sebelum di sampaikan kepada masyarakat atau publik luas.
Produk pers:

1.      Berita
2.       Kompetensi wartawan
3.       Kode etik jurnalis
4.       Ada penanggung jawab
5.       Media cetak dan online
6.       Sumber resmi



Produk medsos:

1.      Info
2.      Komunikasi kesiapa saja
3.      Individual
4.      Bebas
5.      Bisa dipalsukan
6.      Bisa resmi dan bisa tidak

SEJARAH PERS di DUNIA

SEJARAH PERS DI DUNIA
Zaman dimana belum ada mesin Gutenberg
Zaman dimana berita dan informasi disebarkan lewat  tulisan tangan dan dari mulut ke mulut (penyair) karena harga media tulisnya masih mahal dan belum terbuat dari kertas maka berita atau informasi tidak bisa menyebar dengan luas.
Zaman Gutenberg
Dizaman ini mulai berkembangnya mesin cetak yang diciptakan oleh Gutenberg yang cara penggunaannya seperti mesin ketik, dimasa ini perkembangannya mulai ada dari media tulis . Kegiatan penyebaran informasi melalui tulis-menulis makin meluas pada masa peradaban Mesir, ketika masyarakatnya menemukan tehnik pembuatan kertas dari serat tumbuhan yang bernama “Phapyrus”.
Pada abad 8 M., tepatnya tahun 911 M, di Cina muncul surat kabar cetak pertama dengan nama “King Pau” atau Tching-pao, artinya “Kabar dari Istana”. Tahun 1351 M, Kaisar Quang Soo mengedarkan surat kabar itu seminggu sekali.
Sehingga Penyebaran informasi tertulis maju sangat pesat sejak mesin cetak ditemukan oleh Johan Guttenberg pada 1450. Koran seperti sekarang ini muncul pertama kalinya pada 1457 di Nurenberg, Jerman. Salah satu peristiwa besar yang pertama kali diberitakan secara luas di surat kabar adalah pengumuman hasil ekspedisi Christoper Columbus ke Benua Amerika pada 1493.
Pelopor surat kabar sebagai media berita pertama yang bernama “Gazetta” lahir di Venesia, Italia, tahun 1536 M. Saat itu Republik Venesia sedang perang melawan Sultan Sulaiman. Pada awalnya surat kabar  ditulis dengan tangan dan para pedagang di Rialto menulisnya kembali dan menjualnya dengan murah, namun kemudian surat kabar ini dicetak.
Surat kabar pertama kali di cetak terbit setiap hari adalah Oxford Gazzete di Inggris tahun 1665 M, Kemudian berganti nama menjadi London Gazzette dan ketika Henry Muddiman menjadi editornya untuk pertama, dia telah menggunakan istilah “Newspaper”.
Di Amerika Serikat ilmu ini mulai berkembang sejak tahun 1690 M dengan istilah “Journalism”. Saat itu terbit surat kabar dalam bentuk yang modern, yaitu Publick Occurences Both Foreign and Domestick, di Boston yang dimotori oleh Benjamin Harris.
Pada Abad ke-17, di Inggris kaum bangsawan biasanya memiliki seorang penulis yang membuatkan berita untuk kepentingan sang bangsawan. Organisasi pemasok berita bermunculan bersama maraknya jumlah koran yang diterbitkan. Pada saat yang sama koran-koran eksperimental, yang bukan berasal dari kaum bangsawan, mulai pula diterbitkan pada Abad ke-17 itu, terutama di Prancis.
Pada abad ke-17 pula, John Milton memimpin perjuangan kebebasan yang menyatakan pendapat di Inggris, yang terkenal dengan Areopagitica, A Defence of Unlicenced Printing. Sejak saat itu jurnalistik bukan saja menyiarkan berita, namun juga mempengaruhi pemerintah dan masyarakat .
Di Universitas Bazel, Swiss jurnalistik untuk pertama kali dikaji secara akademis oleh Karl Bucher (1847 – 1930) dan Max Weber (1864 – 1920) dengan nama Zeitungskunde tahun 1884 M. Sedangkan di Amerika mulai dibuka School of Journalism di Columbia University pada tahun 1912 M/1913 M dengan penggagasnya bernama Joseph Pulitzer (1847 – 1911).
Pada Abad ke-18, jurnalisme lebih condong ke bisnis dan alat politik daripada sebuah profesi. Komentar-komentar tentang politik misalnya, sudah bermunculan pada masa ini. Demikian pula keterampilan desain atau perwajahan mulai berkembang dengan kian majunya teknik percetakan.
Pada abad ini juga perkembangan jurnalisme mulai diwarnai perjuangan panjang kebebasan pers antara wartawan dan penguasa. Pers Amerika dan Eropa berhasil menyingkirkan batu-batu sandungan sensorsip pada akhir Abad ke-18 dan memasuki era jurnalisme modern seperti yang kita kenal sekarang.
Pada pertengahan 1800-an mulai berkembang organisasi kantor berita yang berfungsi mengumpulkan berbagai berita dan tulisan untuk didistribusikan ke berbagai penerbit surat kabar dan majalah. Kantor berita pelopor yang masih beroperasi hingga kini antara lain Associated Press (AS), Reuters (Inggris), dan Agence-France Presse (Prancis).
Tahun 1800-an juga ditandai dengan munculnya istilah Yellow Journalism (jurnalisme kuning), sebuah istilah untuk “pertempuran headline” antara dua koran besar di Kota New York. Satu dimiliki oleh Joseph Pulitzer dan satu lagi dimiliki oleh William Randolph Hearst.
Ciri khas “jurnalisme kuning” adalah pemberitaannya yang bombastis, sensasional, dan pemuatan judul utama yang menarik perhatian publik. Tujuannya hanya satu, yaitu untuk meningkatkan penjualan. Namun, jurnalisme kuning tidak bertahan lama, seiring dengan munculnya kesadaran jurnalisme sebagai profesi.
Sebagai catatan, surat kabar generasi pertama di AS awalnya memang partisan, serta dengan mudah menyerang politisi dan presiden, tanpa pemberitaan yang objektif dan berimbang. Namun, para wartawannya kemudian memiliki kesadaran bahwa berita yang mereka tulis untuk publik haruslah memiliki tanggung jawab. Kesadaran akan jurnalisme yang profesional mendorong para wartawan untuk membentuk organisasi profesi mereka sendiri. Organisasi profesi wartawan pertama kali didirikan di Inggris pada tahun 1883, yang diikuti oleh wartawan di negara-negara lain pada masa berikutnya. Kursus jurnalisme pun mulai banyak diselenggarakan di berbagai universitas, yang kemudian melahirkan konsep-konsep seperti pemberitaan yang tidak biasa dan dapat dipertanggungjawabkan, sebagai standar kualitas bagi jurnalisme profesional.
Teknologi Informasi
Kegiatan jurnalisme terkait erat dengan perkembangan teknologi publikasi dan informasi. Pada masa antara tahun 1880-1900, terdapat berbagai kemajuan dalam publikasi jurnalistik. Yang paling menonjol adalah mulai digunakannya mesin cetak cepat, sehingga deadline penulisan berita bisa ditunda hingga malam hari dan mulai munculnya foto di surat kabar.
Pada 1893 untuk pertama kalinya surat kabar di AS menggunakan tinta warna untuk komik dan beberapa bagian di koran edisi Mingguan. Pada 1899 mulai digunakan teknologi merekam ke dalam pita, walaupun belum banyak digunakan oleh kalangan jurnalis saat itu.
Pada 1920-an, surat kabar dan majalah mendapatkan pesaing baru dalam pemberitaan, dengan maraknya radio berita. Namun demikian, media cetak tidak sampai kehilangan pembacanya, karena berita yang disiarkan radio lebih singkat dan sifatnya sekilas. Baru pada 1950-an perhatian masyarakat sedikit teralihkan dengan munculnya televisi.
Perkembangan teknologi komputer yang sangat pesat pada era 1970-1980 juga ikut mengubah cara dan proses produksi berita. Selain deadline bisa diundur sepanjang mungkin, proses cetak, copy cetak yang bisa dilakukan secara massif, perwajahan, hingga iklan, dan marketing mengalami perubahan sangat besar dengan penggunaan komputer di industri media massa.
Memasuki era 1990-an, penggunaan teknologi komputer tidak terbatas di ruang redaksi saja. Semakin canggihnya teknologi komputer notebook yang sudah dilengkapi modem dan teknologi wireless, serta akses pengiriman berita teks, foto, dan video melalui internet,yang memudahkan wartawan yang meliput di medan paling sulit sekalipun. Selain itu, pada era ini juga muncul media jurnalistik multimedia. Perusahaan-perusahaan media raksasa sudah merambah berbagai segmen pasar dan pembaca berita. Tidak hanya bisnis media cetak, radio, dan televisi yang mereka jalankan, tapi juga dunia internet, dengan iklan yang tak kalah luasnya.
Setiap pengusaha media dan kantor berita juga dituntut untuk juga memiliki media internet ini agar tidak kalah dengan pengusaha lainnya dan demi menyebarkan berita ke berbagai kalangan. Setiap media cetak atau elektronik ternama pasti memiliki situs berita di internet, yang update beritanya bisa dalam hitungan menit. Ada juga yang masih menyajikan edisi internetnya sama persis dengan edisi cetak.
Pada tahun 2000-an muncul situs-situs pribadi yang juga memuat laporan jurnalistik pemiliknya. Istilah untuk situs pribadi ini adalah weblog atau sekarang biasa disebut dengan blog .Memang tidak semua blog berisikan laporan jurnalistik. Tapi banyak juga yang berisi laporan jurnalistik bermutu. Senior Editor Online Journalism Review, J.D Lasica pernah menulis bahwa blog merupakan salah satu bentuk jurnalisme dan bisa dijadikan sumber untuk berita.