REFERENSI BERITA PRESTASI DI DUNIA PENDIDIKAN
1.
Liputan6.com,
Jakarta
Usai sudah semarak Olimpiade Rio de Janeiro 2016 yang berlangsung
5-21 Agustus 2016. Indonesia berhasil meraih 3 medali setelah mengirimkan 28
atlet untuk berlaga di 7 cabang olahraga. Hal paling menggembirakan adalah
perolehan medali emas di cabang Bulutangkis oleh tim ganda campuran andalan
Indonesia, Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir. Bulutangkis Indonesia
mempersembahkan medali emas tersebut tepat pada hari peringatan kemerdekaan, 17
Agustus.
Koleksi medali
Indonesia sejak pertama kali mengikuti olimpiade hingga sekarang mencapai 30
medali, 7 medali emas semua dipersembahkan dari cabang
olarhaga bulutangkis. Koleksi medali tersebut kedua tertinggi untuk
wilayah ASEAN, posisi pertama ditempati Thailand dengan 30 medali namun dengan
9 medali emas.
2. Liputan6.com,
Jakarta Tak hanya kaya akan keindahan alam, Indonesia
juga kaya akan sumber daya manusia yang mengagumkan. Tidak bisa dilihat
sebelah mata, salah satu generasi muda
Indonesia bahkan berhasil bergabung dengan pusat penelitian sains
terbesar di dunia.
Mahasiswa Teknik
Komputer Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) I Made Sanadhi Sutandi
berhasil mewakili Indonesia untuk berpartisipasi dalam kegiatan “OpenLab Summer
Research Program 2016” di CERN - salah satu Pusat Riset Komputasi &
Partikel Fisika terbesar di dunia.
Sanadhi (21)
berhasil menggungguli 1.461 mahasiswa lainnya dari seluruh dunia ini, akan
terlibat secara langsung dalam proyek pengembangan sistem IT selama delapan
minggu mulai dari 20 Juni hingga 21 Agustus 2016 di Jenewa, Swiss.
CERN (Conseil
Européen pour la Recherche Nucléaire) atau dalam bahasa Indonesia berarti
Organisasi Eropa untuk Riset Nuklir telah memberikan sumbangsih dan kontribusi
nyata terhadap ilmu pengetahuan, diantaranya teknologi www (web) yang saat ini
sudah menjadi bagian besar dalam kehidupan manusia.
Selain itu, CERN
juga berkontribusi pada penemuan partikel Higgs Boson yang mendapatkan hadiah
Nobel Fisika tahun 2013 serta penemuan Super Symmetry dan Quark-Gluon Plasma
yang menunjukkan fenomena pembentukan alam semesta.
Sanadhi, menurut
informasi yang diterima Liputan6.com,
Selasa (19/4/2016) mengatakan, “Pencapaian ini merupakan peluang emas karena
saya dapat belajar langsung dengan para pakar di bidang teknologi serta melihat
dan merasakan langsung teknologi dan inovasi yang ada diseluruh dunia. Saya
yakin dan mantap untuk menyerap ilmu dan membangun network sebanyak-banyaknya
saat bekerja disana agar ilmu pengetahuan ataupun hardskill dan softskill saya
dapat teruji dengan baik."
Lebih lanjut,
Sanadhi mengungkapkan selama kegiatan berlangsung, ia akan memperoleh sejumlah
topik perkuliahan serta dilibatkan langsung pada proyek penelitian bersama
dengan peneliti CERN. Hal ini dilakukan untuk mendalami domain keilmuan yang
menjadi kebutuhan utama pada infrastruktur IT seperti Data Acquisition,
Computing Platforms, Data Storage Architectures, Compute Provisioning and
Management, Networks and Communication dan Data Analytics. Indonesia bangga
memiliki generasi muda berprestasi.
3. Liputan6.com,
Malang - Minyak olahan berbahan baku larva serangga
yang dihasilkan empat mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang diakui
internasional. Minyak itu mampu menembus urutan kedua kompetisi pangan dunia di
Zurich, Swiss awal April lalu.
Empat mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UB Malang, Jawa Timur, itu meraih sukses di Zurich, Swiss pada 1-2 April 2016. Keempatnya adalah adalah Musyaroh (TIP 2013), Mushab (TIP 2012), Anik Haryanti (TIP 2013) serta Mohammad Ifdhol (TIP 2012).
"Topik yang mereka paparkan adalah minyak olahan larva serangga sebagai pengganti minyak kelapa sawit. Minyak olahan ini diberi nama 'Biteback Insect Mineral Oil'," kata Juru Bicara FTP UB, Dyah Susanthy, di Malang, dikutip Antara, Selasa (5/3).
Atas capaian di kompetisi pangan dunia Thought for Food itu para mahasiswa jurusan Teknologi Industri Pertanian (TIP) ini berhak membawa pulang hadiah uang tunai sebesar 5.000 dolar AS sebagai investasi awal untuk melanjutkan programnya.
Salah seorang penemu minyak olahan karva serangga tersebut, Musyaroh, menjelaskan Biteback merupakan salah satu produk yang dibuat untuk mengatasi masalah pangan pada 2050. Biteback selain sebagai pengganti minyak kelapa sawit juga bisa mengantasi anemia serta kekurangan zat besi.
Faktanya, minyak kelapa sawit menimbulkan kebakaran hutan dan polusi udara. Selain itu kebutuhan lahan makin menyempit dan besarnya ongkos produksi. Berbeda dengan Biteback yang merupakan hasil olahan larva serangga.
Empat mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UB Malang, Jawa Timur, itu meraih sukses di Zurich, Swiss pada 1-2 April 2016. Keempatnya adalah adalah Musyaroh (TIP 2013), Mushab (TIP 2012), Anik Haryanti (TIP 2013) serta Mohammad Ifdhol (TIP 2012).
"Topik yang mereka paparkan adalah minyak olahan larva serangga sebagai pengganti minyak kelapa sawit. Minyak olahan ini diberi nama 'Biteback Insect Mineral Oil'," kata Juru Bicara FTP UB, Dyah Susanthy, di Malang, dikutip Antara, Selasa (5/3).
Atas capaian di kompetisi pangan dunia Thought for Food itu para mahasiswa jurusan Teknologi Industri Pertanian (TIP) ini berhak membawa pulang hadiah uang tunai sebesar 5.000 dolar AS sebagai investasi awal untuk melanjutkan programnya.
Salah seorang penemu minyak olahan karva serangga tersebut, Musyaroh, menjelaskan Biteback merupakan salah satu produk yang dibuat untuk mengatasi masalah pangan pada 2050. Biteback selain sebagai pengganti minyak kelapa sawit juga bisa mengantasi anemia serta kekurangan zat besi.
Faktanya, minyak kelapa sawit menimbulkan kebakaran hutan dan polusi udara. Selain itu kebutuhan lahan makin menyempit dan besarnya ongkos produksi. Berbeda dengan Biteback yang merupakan hasil olahan larva serangga.
Menurut dia, serangga relatif lebih murah dan
mudah didapat, bahkan kandungan nutrisi serangga juga lebih tinggi. Berdasarkan
penelitian larva serangga kaya akan zat besi, omega-3, dan omega-6 yang sangat
bagus untuk anemia.
Serangga yang dipakai untuk bahan baku Biteback adalah kumbang mealworm. Daur hidup yang cukup cepat sehingga budi dayanya tidak mahal dan lama, sebab hanya membutuhkan waktu 30 hari.
Pada saat itu, katanya, larvanya sudah bisa menghasilkan minyak. 31 ton larva bisa menghasilkan 21 persen minyak goreng siap pakai. Selain itu, minyak gorengnya juga tidak jenis jenuh, sehingga lebih baik bagi kesehatan.
"Harapan kami, Biteback ini bisa kami kembangkan lebih sempurna dan ke depannya bisa dipruduksi secara massal," ujar Musyaroh.
Dalam kompetisi pangan dunia (Thought for Food Challenge) tersebut adalah tim KULISHA dari University of Michigan, AS, yang menjadi juara pertama dan mendapat grand prize senilai 10.000 dolar AS.
TFC adalah kompetisi rencana usaha tentang bagaimana mengatasi masalah pangan dunia di tahun 2050. Pada tahun ini bertema "Develop Breakthrough Ideas to feed 9 billion people".
TFF diselenggarakan sejak 2011. Finalis lainnya adalah tim dari Universitas Indonesia (UI). Ada delapan tim yang maju sebagai finalis setelah menyisihkan 416 tim dari 105 negara. Finalis lain dari Amerika Serikat, Brazil, India, Uganda, Kenya, Inggris Raya dan Prancis.
Serangga yang dipakai untuk bahan baku Biteback adalah kumbang mealworm. Daur hidup yang cukup cepat sehingga budi dayanya tidak mahal dan lama, sebab hanya membutuhkan waktu 30 hari.
Pada saat itu, katanya, larvanya sudah bisa menghasilkan minyak. 31 ton larva bisa menghasilkan 21 persen minyak goreng siap pakai. Selain itu, minyak gorengnya juga tidak jenis jenuh, sehingga lebih baik bagi kesehatan.
"Harapan kami, Biteback ini bisa kami kembangkan lebih sempurna dan ke depannya bisa dipruduksi secara massal," ujar Musyaroh.
Dalam kompetisi pangan dunia (Thought for Food Challenge) tersebut adalah tim KULISHA dari University of Michigan, AS, yang menjadi juara pertama dan mendapat grand prize senilai 10.000 dolar AS.
TFC adalah kompetisi rencana usaha tentang bagaimana mengatasi masalah pangan dunia di tahun 2050. Pada tahun ini bertema "Develop Breakthrough Ideas to feed 9 billion people".
TFF diselenggarakan sejak 2011. Finalis lainnya adalah tim dari Universitas Indonesia (UI). Ada delapan tim yang maju sebagai finalis setelah menyisihkan 416 tim dari 105 negara. Finalis lain dari Amerika Serikat, Brazil, India, Uganda, Kenya, Inggris Raya dan Prancis.
4.
Liputan6.com,
Jakarta -
Penyandang autisme sering digambarkan larut dalam dunianya sendiri dan
cenderung antisosial. Gambaran itu dipatahkan sebuah grup band beranggota 4
anak muda penyandang autisme, yang mampu bekerjasama dengan baik.
Tiga tahun sudah
mereka sukses menghibur pecinta musik tanah air, dan baru saja meraih
penghargaan internasional.
Band I'm Star asal Jakarta ini pernah tampil di
Anan Autistic Talent gala 2015 Hongkong. Lagu All Of Me dari Michael Buble
dimainkan dengan apik dan merdu oleh band beranggotakan para penyandang autisme
ini.
Dengan lantang, Arya sang vokalis, memperkenalkan satu persatu personel bandnya. Di akhir acara mereka pun meraih penghargaan most Touching voice award group dan excellent performance terpilih dari 82 peserta lain asal Taiwan, Hongkong, India, Jepang, China dan Singapore.
Perjalanan I'm Star diawali dengan pertemanan keyboardist Abhysma dengan Ervitha yang kini mahir memainkan drum. Abhy juga teman kecil Arya sang vokalis yang bersuara merdu bak Frank Sinatra.
Bersama Shinta yang piawai bermain bass, 4 remaja ini kemudian membuat band di 9 April 2012. I'm Star adalah salah satu band pertama di Indonesia dengan personel yang selurunya penyandang autisme.
Musik yang awalnya menjadi terapi bagi mereka, akhirnya justru mengasah bakat terpendam. Sedikitnya 4 alat musik dikuasai tiap personel I'm Star.
Hingga kini puluhan panggung sudah dipentaskan. Beragam penghargaan juga sudah mereka raih.
Meski begitu perjalanan band I'm Star bukannya tanpa halangan. Di tahun 2012 Arya sempat menjalani operasi kista di rahang dan 2014 band sempat vakum saat Ervita menjalani operasi kanker payudara.
Dengan latihan rutin setiap minggu dan latihan tambahan jika ada pertunjukan beragam kemajuan dirasakan para orangtua. Kualitas bermusik para penyandang autisme ini memang tak main-main, I'm Star pun sampai diundang ke istana.
Hambatan berkomunikasi tak menyurutkan prestasi I'm Star. Tahun 2013 sebuah film berbahasa Inggris dibuat untuk lebih mengenalkan dinamika kehidupan remaja autisme kepada masyarakat. Film yang diperankan para personel I'm Star ini kemudian mendulang prestasi diberbagai festival internasional.
Jika mendapat stimulasi dan arahan yang tepat, penyandang autisme bisa berprestasi. Kini I'm Star memiliki harapan untuk membuat album sendiri dan berkolaborasi dengan musisi tanah air seperti Erwin Gutawa dan Adhie MS.
Dengan lantang, Arya sang vokalis, memperkenalkan satu persatu personel bandnya. Di akhir acara mereka pun meraih penghargaan most Touching voice award group dan excellent performance terpilih dari 82 peserta lain asal Taiwan, Hongkong, India, Jepang, China dan Singapore.
Perjalanan I'm Star diawali dengan pertemanan keyboardist Abhysma dengan Ervitha yang kini mahir memainkan drum. Abhy juga teman kecil Arya sang vokalis yang bersuara merdu bak Frank Sinatra.
Bersama Shinta yang piawai bermain bass, 4 remaja ini kemudian membuat band di 9 April 2012. I'm Star adalah salah satu band pertama di Indonesia dengan personel yang selurunya penyandang autisme.
Musik yang awalnya menjadi terapi bagi mereka, akhirnya justru mengasah bakat terpendam. Sedikitnya 4 alat musik dikuasai tiap personel I'm Star.
Hingga kini puluhan panggung sudah dipentaskan. Beragam penghargaan juga sudah mereka raih.
Meski begitu perjalanan band I'm Star bukannya tanpa halangan. Di tahun 2012 Arya sempat menjalani operasi kista di rahang dan 2014 band sempat vakum saat Ervita menjalani operasi kanker payudara.
Dengan latihan rutin setiap minggu dan latihan tambahan jika ada pertunjukan beragam kemajuan dirasakan para orangtua. Kualitas bermusik para penyandang autisme ini memang tak main-main, I'm Star pun sampai diundang ke istana.
Hambatan berkomunikasi tak menyurutkan prestasi I'm Star. Tahun 2013 sebuah film berbahasa Inggris dibuat untuk lebih mengenalkan dinamika kehidupan remaja autisme kepada masyarakat. Film yang diperankan para personel I'm Star ini kemudian mendulang prestasi diberbagai festival internasional.
Jika mendapat stimulasi dan arahan yang tepat, penyandang autisme bisa berprestasi. Kini I'm Star memiliki harapan untuk membuat album sendiri dan berkolaborasi dengan musisi tanah air seperti Erwin Gutawa dan Adhie MS.
5.
Jakarta, Aktual.com — Musa Laode Abu
Hanafi, Hafidz cilik asal Indonesia ini berhasil mengharumkan nama Indonesia di
pentas ‘Musabaqah Hifzil Quran (MHQ) Internasional’ di Sharm El-Sheikh Mesir
pada 10-14 April 2016 lalu.
Musa merupakan
Hafidz cilik asal Bangka, yang berhasil melenggang ke final MTQ Internasional
di Mesir 2016. Pada babak final, Musa berhasil menjadi juara ketiga.
Keberhasilan
Musa, yang menjadi wakil Indonesia di ajang lomba menghafal Alquran di Mesir
tersebut dikabarkan oleh ayah Musa, Laode Abu Hanafi (Hanifa, dalam bahasa
Arab, red), beberapa jam lalu melalui akun Facebook-nya berikut dengan foto
Musa bersama dengan para juara.
“Asli putra
daerah yang mengharumkan Indonesia pada MTQ Internasional di Mesir 2016.
Melalui Batik Khas Nusantara dan Juara 3 Hafizh Quran kelas 30 Juz. Laode
Musa,” kata ayah Musa, yang dilansir Aktual.com
dari akun Facebooknya.
Untuk diketahui,
dalam rangka memenuhi undangan Kementerian Wakaf Mesir, Pemerintah RI melalui
Kementerian Agama mengutus Musa La Ode Abu Hanafi (7 tahun 10 bulan) didampingi
oleh orang tuanya, La Ode Abu Hanafi untuk mengikuti ‘MHQ Internasional’ di
Sharm El-Sheikh Mesir.
Musa menjadi
satu-satunya wakil Indonesia yang menyertai pertandingan Hifz Al-Quran 30 juz
kategori kanak-kanak.
Musa juga
merupakan peserta paling kecil dan paling muda kerana peserta lain berusia di
atas sepuluh tahun.
Seperti banyak
peserta lainnya, Musa diminta untuk menjawab enam soal, yang berjaya dilalui
Musa dengan tenang, tanpa ada salah maupun lupa.
Ini berbeda
dengan peserta lain yang rata-rata mengalami lupa, malah diingat dan dibetulkan
juri.
Kelancaran bacaan
dan ketenangan Musa dalam membawa ayat-ayat suci Al Quran yang dinyatakan
membuatkan Ketua Juri, Sheikh Helmy Gamal, yang juga wakil Ketua Persatuan
Quran Mesir dan hadirin terharu hingga menitikkan air mata.
Di luar panggung,
Musa terus diserbu hadirin untuk berfoto dan mencium kepalanya sebagai tanda
takzim mengikut budaya masyarakat Arab.
Tidak mau
ketinggalan, juri dan panitia dari Kementerian Wakaf Mesir juga turut meminta
Musa bergambar dengan mereka. Perkara ini mereka tidak lakukan bersama peserta
MTQ yang lain.
Meskipun usia
Musa masih belia dan lidahnya masih pelat dan belum dapat menyebut huruf “R”
dengan sempurna, Musa dinilai sudah menjadi juara di hati juri dan penonton,
meskipun di atas kertas dia hanya mendapat tempat ketiga.
Di dalam Majelis
penutup, Menteri Wakaf Mesir, Prof Dr Mohamed Mokhtar Gomaa memanggil Musa dan
ayahnya, Abu Hanafi.
Mohamed Mokhtar
mewakili Kerajaan Mesir mengundang Musa dan Hanafi ke negara itu sekali lagi,
pada sambutan malam ‘Lailatul Qadar’ yang diadakan pada bulan Ramadan akan
datang. Beliau menyatakan, Presiden Mesir akan memberi penghargaan khas kepada
Musa.
Kerajaan Mesir
akan menanggung tiket dan kemudahan sepanjang mereka berada di Mesir. Menteri
itu turut menyampaikan rasa takjubnya kepada Musa yang berusia paling muda dan
tidak fasih berbahasa Arab, namun hebat dalam menghafal Al Quran secara
sempurna.
Tentu untuk
menghafal 30 juz (atau 6.666 ayat Al Quran), Musa harus berlatih keras. Ada
proses, waktu, cara dan usaha maksimum yang dilakukan. Dan, sudah tentu ia
menuntut kesabaran dan ketekunan ibu dan ayahnya.
Sang ayah, La Ode
Abu Hanafi yang berprofesi sebagai petani harus sabar melatih Musa. Selain itu,
ibu Musa, Yulianti, Alumni Pondok Pesantrean Al-Fatah, Muhajirun, Negararatu,
Natar, Lampung Selatang, hanya suri teladan di rumah.
Mereka tinggal di
Bangka Barat, Bangka Belitung, Indonesia. Menariknya, ayah dan ibu Musa bukan
Hafiz dan Hafizah.
Prestasi Musa
Berdasarkan
catatan laman Wikipedia,
Musa lebih dikenal dengan Musa Hafiz, di samping seorang penghafal Al Quran, ia
juga menghafal beberapa Hadis penting “Al-Arba’in An-Nawawi”.
Musa pernah
menjadi juara pertama dalam program Hafiz Indonesia 2014 di RCTI. Dia ketika
itu menjadi perhatian kerana walau baru berusia lima tahun namun sudah mampu
menghafal 29 juz.
Musa juga pernah
dihantar mengikuti pertandingan Hafazan peringkat antarabangsa di Jeddah, Arab
Saudi di tahun yang sama. Menjadi peserta termuda, menduduki tangga ke-12
daripada 25 peserta yang bertanding. Musa mendapat markah Mumtaz iaitu 90.83
daripada 100 nilai penuh.
Selepas
pertandingan itu, Musa meningkatkan Hafazannya menjadi 30 juz.
Pada 2014, Musa
mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai Hafiz Al-Quran
30 Juz termuda di Tanah Air.
Ini seperti
dijanjikan oleh Rasulullah SAW di dalam Hadis, yang artinya: “Pada hari Kiamat
nanti, Al Quran akan menemui penghafalnya ketika penghafal itu keluar dari
kuburnya. Al Quran akan muncul bertanya kepada penghafalnya: “Apakah Anda
mengenalku?”. Penghafal tadi menjawab, “Saya tidak mengenal kamu.” Al Quran
berkata, “Saya adalah kawanmu, Al Quran yang membuatmu kehausan di tengah hari
yang panas dan membuatmu tidak tidur pada malam hari. Sesungguhnya setiap
pedagang akan mendapat keuntungan di belakang dagangannya dan kamu pada hari
ini di belakang semua dagangan. Maka penghafal al Qur’an tadi diberi kekuasaan
di tangan kanannya dan diberi kekekalan di tangan kirinya, serta di atas
kepalanya dipasang mahkota perkasa. Manakala ibu bapak-nya diberi dua pakaian
baru yang cantik dan harganya tidak dapat dibayar oleh penghuni dunia
keseluruhannya. Kedua-dua ibu bapaknya lalu bertanya, “Mengapa kami diberi
dengan pakaian (bagus) begini?”. Kemudian dijawab, “Kerana anakmu hafal Al
Quran.” (H.R. Ahmd dan Ad-Darimi).
Rahasia
kesuksesan Musa
Sekedar
informasi, Musa sudah hafal ‘Umdatul Ahkam, Arbain Nawawi, Arbain Hadits Ustad
Yazid, dan telah selesai Durusul Lughoh. Sekarang sedang menghafal Bulughul
Maram. Semua program menghafal untuk Musa dilakukan mandiri oleh Musa di
rumahnya. Ada beberapa hal yang selama ini mereka jaga sehingga mampu
mengantarkan Musa menjadi juara tiga dalam MHQ International
1. Murajaah
(mengulang-ulang) hafalan
Kunci paling
penting yaitu Murajaahnya (alias mengulang-ulang hafalan). Perlu diketahui juga
Abu Musa tidak hafal semua itu, namun bisa menjadikan Musa hafal dengan kuat.
2.Pergaulan
Pergaulan harus
dijaga. Bisa dikatakan Musa kurang bergaul dengan banyak anak, karena memang
niat ayahnya benar-benar menjaga hafalan.
3. Tontonan TV
Musa sangat
dijaga oleh kedua orang tuanya jangan sampai nonton televisi secara berlebihan.
4. Makanan
Makanan yang
dikonsumsi oleh Musa benar-benar dijaga. Asupan sari kurma, madu dan propolis
selalu diberikan kepada Musa bersama adik-adiknya.
5.Rutinitas
Harian
Setiap pagi
setengah jam sebelum Subuh, Musa dibiasakan salat tahajud menjadi imam untuk adik-adiknya.
Kemudian Subuh berjamaah di Masjid. Setelah Subuh Murajaah hafalan sampai pukul
9 pagi.
6.
Jakarta, Aktual.com — Sejumlah
mahasiswa Universitas Indonesia (UI) menorehkan prestasi internasional dengan
menjadi yang terbaik se-Asia dalam lomba mobil hemat bahan bakar pada ajang
‘Shell Eco Marathon (SEM) Asia’, pada 3-6 Maret 2016 di kota Manila, Filipina.
“Dua mobil hasil
karya mahasiswa UI tersebut berhasil menjadi yang terbaik se-Asia pada kategori
mobil Urban Concept Gasoline dan kategori mobil Prototype Gasoline,” demikian
kata Kepala Humas dan Keterbukaan Informasi Publik (KIP) Universitas Indonesia,
Rifelly Dewi Astuti, kepada wartawan di kampus UI Depok, Selasa (08/03).
Dalam ajang ‘SEM
Asia 2016’, tidak kurang 117 tim dari 17 negara di Asia, Timur Tengah dan
Australia yang mengikuti kompetisi ini. Sedangkan perwakilan dari Indonesia
terdiri atas utusan dari Universitas Brawijaya, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember, Universitas Sebelas Maret Solo, Institut Teknologi Bandung dan UI.
“Kompetisi ini
ditujukan untuk merancang dan membangun kendaraan yang paling hemat energi
dimana pemenangnya adalah kendaraan yang dapat bergerak jarak terjauh dengan
menggunakan bahan bakar atau energi paling sedikit,” jelasnya.
Mobil dengan
mengusung Urban Concept Gasoline merupakan hasil karya mahasiswa UI yang
tergabung dalam Tim Sadewa yang kembali berhasil memecahkan rekor Asia dengan
pencapaian satu liter bensin untuk 275 kilometer melalui mobil bernama Kalabia
Evo 5.
Mobil beroda
empat ini menggunakan material carbon fiber composis dan memiliki berat 75 kg.
Adapun Tim Sadewa terdiri atas tujuh mahasiswa UI yaitu Alfian Ibnu (T.Mesin
2013); Fatahillah Putra (T.Mesin 2012) ; Andre Widianto (T.Mesin 2013) ; Reisa
Adityo (T.Mesin 2013) ; Andro Cohen (T.Mesin 2014) ; Jefri Alonso (T.Mesin
2013) dan Aldino Jazmi (T.Elektro 2012).
Selain unggul
pada kategori Urban Concept, mobil bernama Keris RVII karya tim Nakoela
berhasil menjuarai kompetisi mobil hemat pada kategori Prototype Gasoline
dengan jarak tempuh 792 km/l.
Keris RVII yang
memiliki berat 40 kilogram ini menggunakan material carbon fiber, honeycomb dan
alumunium. Dalam mendesain, membangun, memilih komponen dan material mobil,
Keris RVII telah melalui perhitungan matang dan disimulasikan melalui software.
Tim Nakoela
terdiri atas tujuh mahasiswa UI yaitu Diatri Mika (T.Metalurgi&Material
2013) ; Willy Chandra (T.Mesin 2012) ; Wirangga Pradipta (T.Mesin 2013) ;
Dhedhe Rodat (T.Mesin 2013) ; Musthada Murayid (.Metalurgi dan Material 2013) ;
Immanuel Santoclin (T.Mesin 2014) dan Guardio Orlando (T.Elektro 2014).
Kategori urban
concept lebih memerhatikan desain kendaraan konvensional roda empat yang hemat
bahan bakar, sesuai dengan kebutuhan pengemudi saat ini.
Sedangkan
Kategori prototype memperlombakan kendaraan berbentuk futuristik yang bertujuan
untuk memaksimalkan efisiensi bahan bakar melalui elemen desain yang inovatif.
Keduanya dirancang untuk tujuan yang sama, menempuh jarak terjauh dengan satu
liter bahan bakar.
Sementara itu
Ketua Kontingen Willy Chandra (Teknik Mesin FTUI 2012) mengatakan sangat bangga
dapat mengharumnkan nama Indonesia pada ajang bergengsi ini dan dapat belajar
banyak dari seluruh peserta dari negara lainnya di Asia.
Ke depannya, kami
bersama UI-SMV akan terus mengembangkan disain mobil menjadi lebih aerodinamis
dan irit bahan bakar. Lebih lanjut, Willy menambahkan keunggulan mobil hemat
kami ada pada nilai aerodinamis yang sangat baik sehingga mampu mengurangi
energi yang terbuang akibat gesekan-gesekan serta penerapan eco-driving yang
tepat.
Dikatakannya baik
tim Sadewa maupun Nakoela adalah bagian dari UI SupermileageVehicle (UI-SMV)
yang merupakan sebuah perkumpulan otomotif bentukan mahasiswa UI lintas
fakultas dengan moto “We design, build and race the best vehicles with the best
efficiency”.
7. Jakarta,
Aktual.com —
Pianis jazz belia dari Indonesia, Joey Alexander (12 tahun), masuk dalam daftar
calon penerima penghargaan bergengsi dunia industri musik di Amerika Serikat,
Grammy ke-58, yang diumumkan pada Senin (7/12) waktu setempat oleh panitia di
situs Grammy.
Melalui
albumnya yang berjudul “My Favorite Things”, Joey dinominasikan dalam dua –
dari lima – penghargaan kategori musik jazz yang diperebutkan, yaitu untuk
“Best Jazz Instrumental Album” (My Favorite Things) dan “Best Improvised Jazz
Solo” (untuk lagu “Giant Steps” dalam album My Favorite Things).
Untuk
Grammy ke-58, National Academy of Recording Arts and Sciences akan memberikan
penghargaan kepada para pemenang 83 kategori dari berbagai aliran musik,
termasuk jazz, pop, rock, RnB, country dan alternatif.
Nama-nama
besar yang bersaing dalam pencalonan peraih Grammy kali ini, termasuk Taylor
Swift, Kendrick Lamar, Ed Sheeran, Kelly Clarkson, Maroon 5, Nicky Minaj, Ricky
Martin, Bjork, Ellie Goulding dan John Legend.
Penganugerahan
penghargaan Grammy ke-58 akan diselenggarakan pada 15 Februari 2016 di Staples
Center, Los Angeles, Amerika Serikat. Acara malam anugerah tersebut akan
disiarkan secara langsung oleh stasiun televisi CBS.
“My
Favorite Things” adalah album pertama Joey dan dikeluarkan pada Mei 2015, saat
ia berusia 11 tahun. Album berisi sembilan lagu itu diproduksi oleh pemenang
Grammy, Jason Olaine, melalui perusahaan rekaman yang berbasis di New York,
Motma Music. Pada 30 Mei 2015, album tersebut bertengger di urutan ke-174
tangga lagu Billboard 200.
Anak
Ajaib Joey dilihat banyak pihak sebagai anak ajaib di bidang musik jazz dan
keajaibannya itu telah diulas di banyak media Amerika, termasuk surat kabar The
New York Times dan Daily Telegraph, televisi CNN, WCBS dan NBC News serta
majalah musik Down Beat.
Bocah
kelahiran Bali pada 26 Juni, 2003 itu belajar memainkan musik jazz secara
otodidak, mulai usia enam tahun.
Pada
usia ke-9 tahun, ia memenangi penghargaan Grand Prix pada kompetisi musik jazz
semua umur Master-Jam Fest di Odessa, Ukraine. Kompetisi itu sendiri diikuti
oleh 43 musisi dari 17 negara.
Joey
pertama kali muncul di muka publik ketika ia diundang oleh UNESCO pada Desember
2011 di Jakarta untuk bermain piano tunggal di depan Herbie Hancock, musisi
jazz legendaris Amerika. Satu tahun kemudian, Joey tampil bersama band-nya di
Java Jazz Festival.
Keajaiban
Joey dilirik oleh Wynton Marsalis, musisi jazz berpengaruh di Amerika yang juga
merupakan direktur lembaga pertunjukan prestisius di New York, Jazz at Lincoln
Center.
Wynton
mengundang Joey – yang saat itu berusia 10 tahun-pada Mei 2014 untuk tampil
dalam pertunjukan musik yang digelar di gedung Jazz at Lincoln Center.
Permainan Joey pada acara itu disambut dengan kekaguman publik dan The New York
Times menyebut penampilan Joey sebagai “sensasi semalam” sementara Down Beat
menyebutnya sebagai anak ajaib.
Sejak
itu, Joey kerap diundang untuk tampil di berbagai panggung bergengsi, termasuk
Montreal International Jazz Festival, Copenhagen Jazz Festival, New Port Jazz
Festival, Rochester Jazz Festival, Apollo Theater dan Arthur Ashe Learning
Center.
Sejak
2014, Joey dan keluarganya bermukim di New York City.
8.
Jakarta, Aktual.com — Tim SMA
Labschool Cibubur, Jakarta Timur yang mewakili Indonesia, sukses meraih juara
dalam ajang ‘International Folklore Festival 2015’ yang diselenggarakan di kota
Saint Petersburg, Rusia, 13-18 November 2015.
Kepala Sekolah
SMA Labschool Cibubur, Buang Raharjo di Jakarta, Kamis (19/11), mengemukakan
mewakili keluarga besar sekolah, para orangtua siswa dan semua pemangku
kepentingan, menyampaikan ungkapan syukur, dan bangga atas prestasi yang diraih
murid-muridnya pada kompetisi ini yang juga menambah daftar prestasi yang
pernah diraih siswa-siswi SMA Labschool Cibubur di bidang seni tari dan musik
tradisi, khususnya di tingkat internasional.
“Semoga capaian
ini dapat menginspirasi teman-teman mereka untuk terus mencintai dan bangga
akan akar budaya bangsa Indonesia, serta memotivasi siswa seluruh Indonesia
unuk berprestasi dengan membawa kekayaan tradisi dan budaya bangsa kita di
kancah internasional lainnya,” ujarnya.
Ketua Tim dan
pimpinan rombongan Nadira Anissa dalam keterangan tertulis mengatakan timnya
berhasil meraih medali dan piala emas kategori “Mixed Folk Ensamble” usia di
bawah 17 tahun pada Kejuaraan ‘Folklore Internasional Interfolk 2015’.
‘Festival
Interfolk’ sendiri dibagi menjadi dua bagian, yaitu ‘cultural exchange
festival’ dan kompetisi.
“Untuk penampilan
festival, grup tari dan musik SMA Labschool Cibubur yang terdiri dari 22 orang
pelajar dan 5 orang pendamping ini menampilkan dua nomor tarian tradisional
Nusantara yang berasal dari daerah Tapanuli, Sumatera Utara, dan tarian
Betawi,” tuturnya.
Khusus untuk
babak kompetisi, para pelajar SMA Labschool Cibubur ini menampilkan tarian
Ratoh Duek yang berasal dari Gayo Lues, Aceh, yang membawa mereka tembus ke
babak Final Grand Prix yang dilaksanakan pada Selasa (17/11) waktu setempat
atau Rabu (18/11) dini hari WIB di Ballrooom Hotel Saint Petersburg, Rusia.
Gerakan seragam
dan serempak ini berhasil memukau 15 orang dewan juri yan merupakan pakar
folklore dunia dan juga penonton yang turut menyaksikan langsung.
Nadira
menyatakan, selain meraih medali dan piala emas untuk kategori mixed
folkensamble (gabungan tari, music dan lagu) di bawah usia 17 tahun, para siswa
SMA Labschool yang tergabung dalam grup Sthira Caranadara itu juga meraih beberapa
penghargaan lainnya.
Sejumlah
penghargaan yang mereka raih yaitu “Judges Special Award for Best Technical
Performance”, “EAFF Award for High Quality Presentation”, dan “President World
Association of Performing Arts & Caucasian Association of International
Festival (W.A.P.A & C.A.I.F) Award for Most Outstanding Performer”,
sekaligus memperoleh “Golden Ticket” untuk mengikuti “The 3rd International
Performing Arts Competition 2016” yang akan diselenggarakan di Yerevan,
Armenia.
Irina Lysenkova,
Ketua Panitia Interfolk 2015 menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya
kepada grup Sthira Caranadara SMA Labschool Cibubur karena walaupun di usia
yang masih nisbi muda namun telah mampu menampilkan komposisi yang sedemikian
bagus dan rumit, sehingga mendapat apresiasi yang luar biasa dari para dewan
juri.
Ucapan senada
juga diutarakan oleh Kaloyan Nikolov, Presiden World Association of Folklore
Festival (WAFF).
Sementara itu,
Aldea Karinta salah satu siswa SMA Labschool Cibubur mengakui sebelum berangkat
ke Rusia, timnya mendapatkan pelatihan rutin dan super intensif selama 3 bulan
dibawah bimbingan Tim Artistik Gantari Gita Khatulistiwa (GGK) pimpinan Gilang
Mokodompit.
“Kami senang
sekali bisa mengalahkan para peserta dari berbagai negara yang terdiri dari pelajar
hingga penari profesional, setelah mendapat pelatihan dari Pak Gilang,” ujar
Karin sapaan akrab Aldea Karinta.
Merespon hal itu,
Arif Mujahidin, salah satu orangtua siswa rombongan tim SMA Labschool Cibubur
mengaku sangat bangga dengan pencapaian anak-anak yang masih muda tapi telah
mampu menunjukan potensi diri.
“Kami bangga
dengan capaian prestasi anak-anak,” ucap Arif yang juga orang tua dari Karin.
Rencananya Kamis
(19/11) ia akan turut serta menjemput rombongan tersebut yang kembali dari
Rusia di Bandara Internasional Soekarno-Hatta Tangerang, Banten.
9.
Jakarta,
Aktual.com
— Nadya Shafiana Rahma (11) tidak pernah membayangkan sebelumnya bakal bisa
berkunjung ke Frankfurt, Jerman, dan bukunya ikut dipamerkan dalam pameran buku
terbesar dunia ‘Frankfurt Book Fair (Buchmesse) 2015’.
“Senang banget
bisa ikut dalam pameran ‘Frankfurt Book Fair’,” ujar Nadya Shafiana Rahma,
putri kedua pasangan Nurul Huda dan Siti Jumaroh di Frankfurt, Jerman, Kamis
(15/10).
Nadya mulai
menulis sejak usia lima tahun. Dia mengakui tidak mengira bukunya bisa
dipamerkan di pameran ‘Frankfurt Book Fair’ dan bahkan diminta untuk
menceritakan pengalamannya di hadapan pengunjung pameran buku dimana Indonesia
menjadi ‘Guest of Honour’.
Nadya yang telah
menerbitkan lima buku merupakan penulis cilik yang cukup produktif tampil dalam
acara “Fun and Share: Learning to write with Nadya” yang diadakan di Paviliun
Indonesia dalam acara ‘Frankfurt Book Fair’ yang berlangsung hingga 18 Oktober
mendatang.
“Senang dan juga
deg-degan juga,” demikian ujar Nadya yang datang didampingi sang ayah Nuful
Huda, Dosen di salah satu perguruan tinggi di Cirebon yang dalam acara berbagi
pengalaman, Nadya memberikan hadiah pembatas buku berupa wayang dan poster bagi
penanya.
Siswa SD Negeri
Glagah, Yogyakarta itu mengatakan awalnya ia menuliskan pengalaman sehari-hari
lalu naskah cerita kehidupannya berupa cerita pendek pun dikirimkan ke koran.
Nadya mengakui
ide seluruh bukunya diperoleh dari pengalaman nya sehari hari baik di sekolah
atau di rumah dan juga di jalan serta dari teman-temannya.
Remaja yang gemar
membaca, menulis, melukis dan berenang serta bermain alat musik yang sering
mengunjungi pameran meraih berbagai penghargaan dan juara menulis, menyanyi dan
juga melukis baik di tingkat provinsi maupun nasional.
Koleksi cerita
pendek Nadya diterbitkan dalam seri “Kecil-kecil punya karya,” yang diterbitkan
penerbit Mizan di Bandung dan akhirnya Nadya membuat menjadi novel yang
diterjemahkan “My life My Heaven”, “Pengalaman Meraih Bahagia”, “Juiceme salah
tangkap” dan “Juiceme Kakek Misterius,” sedangkan Si Hati Putih merupakan
kumpulan cerpen.
Nadya bercita
cita menjadi seorang penulis yang andal tetapi juga ingin menjadi disainer dan
ilustrator. Ia berharap bisa menjadi penulis di tingkat nasional.
10. Jakarta,
Aktual.com
— Indonesia memperoleh satu medali emas dan dua perunggu ‘Olimpiade Geografi
Internasional ke-12’ yang diikuti ratusan peserta kompetisi dari 41 negara di
Tver Oblast dan Moskow, Rusia.
Medali emas
diraih Andito Jeremia Adhyatma dari SMA 8 Jakarta, dan dua perunggu diraih Asri
Hadiyanti Giastuti dari SMA 1 Bogor serta Melinda Gularso SMAK 7 Penabur,
demikian Tim Olimpiade Geografi Indonesia, seperti rilis yang diterima Aktual.com,
Minggu (24/8) waktu setempat (atau Senin pagi WIB).
Empat peserta
Indonesia dibimbing oleh Dr Samsul Bachri dari ITB dan Prof Dr Junun Sartohadi
dari UGM, serta observer Titiek Suparwati, Wiwin Ambarwulan dan Sri Lestari
Munajati dari Badan Informasi Geospasial serta orang tua peserta Sri
Ratnaningsih.
Olimpiade
Geografi Internasional 2015 diselenggarakan International Geography
Union (IGU) dan dilaksanakan oleh Olympiad Task Force di bawah Kementerian
Pendidikan dan Sains Federasi Rusia bekerja sama dengan Geographical Society
Rusia dan Tver State University serta Lomonosov Moscow State University.
Kegiatan itu
merupakan kompetisi geografi tahunan dunia untuk pemuda berusia 16 sampai 19
tahun. Mereka adalah yang terbaik, dipilih dari ribuan siswa.
Keberhasilan tim
Idonesia tidak lepas dari bantuan dan dukungan Direktorat Pembinaan SMA
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemdikbud Fakultas Imu dan
Teknologi Kebumian ITB, Fakultas Geografi UGM dan Badan Informasi Geospasial
(BIG), dan juga KBRI di Moskow.
Samsul Bahri
mengatakan Indonesia dirancanakanmenjadi tuan rumah Olimpiade Geografi
Internasional (iGeo) 2017, yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan dengan dukungan dari Badan Informasi Geospasial dan beberapa
universitas di antaranya ITB, UGM, UPI dan UI.
‘IGeo tahun 2015’
dihadiri Titiek Suparwati (Sekretaris Utama BIG), Wiwin Ambarwulan (Kepala
Pusat Penelitian, Promosi dan Kerja Sama BIG) dan Sri Lestari Munajati (Kabid
Promosi dan Kerja Sama BIG) sebagai observer iGeo 2015 dan juga sebagai peserta
IGU 2015 di Rusia.