Kamis, 15 Juni 2017

Referensi Berita tentang Dunia Pendidikan


REFERENSI  BERITA PRESTASI DI DUNIA PENDIDIKAN

1.    Liputan6.com, Jakarta Usai sudah semarak Olimpiade Rio de Janeiro 2016 yang berlangsung 5-21 Agustus 2016. Indonesia berhasil meraih 3 medali setelah mengirimkan 28 atlet untuk berlaga di 7 cabang olahraga. Hal paling menggembirakan adalah perolehan medali emas di cabang Bulutangkis oleh tim ganda campuran andalan Indonesia, Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir. Bulutangkis Indonesia mempersembahkan medali emas tersebut tepat pada hari peringatan kemerdekaan, 17 Agustus.
Koleksi medali Indonesia sejak pertama kali mengikuti olimpiade hingga sekarang mencapai 30 medali, 7 medali emas semua dipersembahkan dari cabang olarhaga bulutangkis. Koleksi medali tersebut kedua tertinggi untuk wilayah ASEAN, posisi pertama ditempati Thailand dengan 30 medali namun dengan 9 medali emas.
2.    Liputan6.com, Jakarta Tak hanya kaya akan keindahan alam, Indonesia juga kaya akan sumber daya manusia yang mengagumkan. Tidak bisa dilihat sebelah mata, salah satu generasi muda Indonesia bahkan berhasil bergabung dengan pusat penelitian sains terbesar di dunia.
Mahasiswa Teknik Komputer Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) I Made Sanadhi Sutandi berhasil mewakili Indonesia untuk berpartisipasi dalam kegiatan “OpenLab Summer Research Program 2016” di CERN - salah satu Pusat Riset Komputasi & Partikel Fisika terbesar di dunia.
Sanadhi (21) berhasil menggungguli 1.461 mahasiswa lainnya dari seluruh dunia ini, akan terlibat secara langsung dalam proyek pengembangan sistem IT selama delapan minggu mulai dari 20 Juni hingga 21 Agustus 2016 di Jenewa, Swiss.
CERN (Conseil Européen pour la Recherche Nucléaire) atau dalam bahasa Indonesia berarti Organisasi Eropa untuk Riset Nuklir telah memberikan sumbangsih dan kontribusi nyata terhadap ilmu pengetahuan, diantaranya teknologi www (web) yang saat ini sudah menjadi bagian besar dalam kehidupan manusia.
Selain itu, CERN juga berkontribusi pada penemuan partikel Higgs Boson yang mendapatkan hadiah Nobel Fisika tahun 2013 serta penemuan Super Symmetry dan Quark-Gluon Plasma yang menunjukkan fenomena pembentukan alam semesta.
Sanadhi, menurut informasi yang diterima Liputan6.com, Selasa (19/4/2016) mengatakan, “Pencapaian ini merupakan peluang emas karena saya dapat belajar langsung dengan para pakar di bidang teknologi serta melihat dan merasakan langsung teknologi dan inovasi yang ada diseluruh dunia. Saya yakin dan mantap untuk menyerap ilmu dan membangun network sebanyak-banyaknya saat bekerja disana agar ilmu pengetahuan ataupun hardskill dan softskill saya dapat teruji dengan baik."
Lebih lanjut, Sanadhi mengungkapkan selama kegiatan berlangsung, ia akan memperoleh sejumlah topik perkuliahan serta dilibatkan langsung pada proyek penelitian bersama dengan peneliti CERN. Hal ini dilakukan untuk mendalami domain keilmuan yang menjadi kebutuhan utama pada infrastruktur IT seperti Data Acquisition, Computing Platforms, Data Storage Architectures, Compute Provisioning and Management, Networks and Communication dan Data Analytics. Indonesia bangga memiliki generasi muda berprestasi.
3.    Liputan6.com, Malang - Minyak olahan berbahan baku larva serangga yang dihasilkan empat mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang diakui internasional. Minyak itu mampu menembus urutan kedua kompetisi pangan dunia di Zurich, Swiss awal April lalu.

Empat mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UB Malang, Jawa Timur, itu meraih sukses di Zurich, Swiss pada 1-2 April 2016. Keempatnya adalah adalah Musyaroh (TIP 2013), Mushab (TIP 2012), Anik Haryanti (TIP 2013) serta Mohammad Ifdhol (TIP 2012).

"Topik yang mereka paparkan adalah minyak olahan larva serangga sebagai pengganti minyak kelapa sawit. Minyak olahan ini diberi nama 'Biteback Insect Mineral Oil'," kata Juru Bicara FTP UB, Dyah Susanthy, di Malang, dikutip Antara, Selasa (5/3).

Atas capaian di kompetisi pangan dunia Thought for Food itu para mahasiswa jurusan Teknologi Industri Pertanian (TIP) ini berhak membawa pulang hadiah uang tunai sebesar 5.000 dolar AS sebagai investasi awal untuk melanjutkan programnya.

Salah seorang penemu minyak olahan karva serangga tersebut, Musyaroh, menjelaskan Biteback merupakan salah satu produk yang dibuat untuk mengatasi masalah pangan pada 2050. Biteback selain sebagai pengganti minyak kelapa sawit juga bisa mengantasi anemia serta kekurangan zat besi.

Faktanya, minyak kelapa sawit menimbulkan kebakaran hutan dan polusi udara. Selain itu kebutuhan lahan makin menyempit dan besarnya ongkos produksi. Berbeda dengan Biteback yang merupakan hasil olahan larva serangga.
Menurut dia, serangga relatif lebih murah dan mudah didapat, bahkan kandungan nutrisi serangga juga lebih tinggi. Berdasarkan penelitian larva serangga kaya akan zat besi, omega-3, dan omega-6 yang sangat bagus untuk anemia.

Serangga yang dipakai untuk bahan baku Biteback adalah kumbang mealworm. Daur hidup yang cukup cepat sehingga budi dayanya tidak mahal dan lama, sebab hanya membutuhkan waktu 30 hari.

Pada saat itu, katanya, larvanya sudah bisa menghasilkan minyak. 31 ton larva bisa menghasilkan 21 persen minyak goreng siap pakai. Selain itu, minyak gorengnya juga tidak jenis jenuh, sehingga lebih baik bagi kesehatan.

"Harapan kami, Biteback ini bisa kami kembangkan lebih sempurna dan ke depannya bisa dipruduksi secara massal," ujar Musyaroh.

Dalam kompetisi pangan dunia (Thought for Food Challenge) tersebut adalah tim KULISHA dari University of Michigan, AS, yang menjadi juara pertama dan mendapat grand prize senilai 10.000 dolar AS.

TFC adalah kompetisi rencana usaha tentang bagaimana mengatasi masalah pangan dunia di tahun 2050. Pada tahun ini bertema "Develop Breakthrough Ideas to feed 9 billion people".

TFF diselenggarakan sejak 2011. Finalis lainnya adalah tim dari Universitas Indonesia (UI). Ada delapan tim yang maju sebagai finalis setelah menyisihkan 416 tim dari 105 negara. Finalis lain dari Amerika Serikat, Brazil, India, Uganda, Kenya, Inggris Raya dan Prancis.
4.    Liputan6.com, Jakarta - Penyandang autisme sering digambarkan larut dalam dunianya sendiri dan cenderung antisosial. Gambaran itu dipatahkan sebuah grup band beranggota 4 anak muda penyandang autisme, yang mampu bekerjasama dengan baik.
Tiga tahun sudah mereka sukses menghibur pecinta musik tanah air, dan baru saja meraih penghargaan internasional.
Band I'm Star asal Jakarta ini pernah tampil di Anan Autistic Talent gala 2015 Hongkong. Lagu All Of Me dari Michael Buble dimainkan dengan apik dan merdu oleh band beranggotakan para penyandang autisme ini.

Dengan lantang, Arya sang vokalis, memperkenalkan satu persatu personel bandnya. Di akhir acara mereka pun meraih penghargaan most Touching voice award group dan excellent performance terpilih dari 82 peserta lain asal Taiwan, Hongkong, India, Jepang, China dan Singapore.

Perjalanan I'm Star diawali dengan pertemanan keyboardist Abhysma dengan Ervitha yang kini mahir memainkan drum. Abhy juga teman kecil Arya sang vokalis yang bersuara merdu bak Frank Sinatra.

Bersama Shinta yang piawai bermain bass, 4 remaja ini kemudian membuat band di 9 April 2012. I'm Star adalah salah satu band pertama di Indonesia dengan personel yang selurunya penyandang autisme.

Musik yang awalnya menjadi terapi bagi mereka, akhirnya justru mengasah bakat terpendam. Sedikitnya 4 alat musik dikuasai tiap personel I'm Star.

Hingga kini puluhan panggung sudah dipentaskan. Beragam penghargaan juga sudah mereka raih.

Meski begitu perjalanan band I'm Star bukannya tanpa halangan. Di tahun 2012 Arya sempat menjalani operasi kista di rahang dan 2014 band sempat vakum saat Ervita menjalani operasi kanker payudara.

Dengan latihan rutin setiap minggu dan latihan tambahan jika ada pertunjukan beragam kemajuan dirasakan para orangtua. Kualitas bermusik para penyandang autisme ini memang tak main-main, I'm Star pun sampai diundang ke istana.

Hambatan berkomunikasi tak menyurutkan prestasi I'm Star. Tahun 2013 sebuah film berbahasa Inggris dibuat untuk lebih mengenalkan dinamika kehidupan remaja autisme kepada masyarakat. Film yang diperankan para personel I'm Star ini kemudian mendulang prestasi diberbagai festival internasional.

Jika mendapat stimulasi dan arahan yang tepat, penyandang autisme bisa berprestasi. Kini I'm Star memiliki harapan untuk membuat album sendiri dan berkolaborasi dengan musisi tanah air seperti Erwin Gutawa dan Adhie MS.
5.    Jakarta, Aktual.com — Musa Laode Abu Hanafi, Hafidz cilik asal Indonesia ini berhasil mengharumkan nama Indonesia di pentas ‘Musabaqah Hifzil Quran (MHQ) Internasional’ di Sharm El-Sheikh Mesir pada 10-14 April 2016 lalu.
Musa merupakan Hafidz cilik asal Bangka, yang berhasil melenggang ke final MTQ Internasional di Mesir 2016. Pada babak final, Musa berhasil menjadi juara ketiga.
Keberhasilan Musa, yang menjadi wakil Indonesia di ajang lomba menghafal Alquran di Mesir tersebut dikabarkan oleh ayah Musa, Laode Abu Hanafi (Hanifa, dalam bahasa Arab, red), beberapa jam lalu melalui akun Facebook-nya berikut dengan foto Musa bersama dengan para juara.
“Asli putra daerah yang mengharumkan Indonesia pada MTQ Internasional di Mesir 2016. Melalui Batik Khas Nusantara dan Juara 3 Hafizh Quran kelas 30 Juz. Laode Musa,” kata ayah Musa, yang dilansir Aktual.com dari akun Facebooknya.
Untuk diketahui, dalam rangka memenuhi undangan Kementerian Wakaf Mesir, Pemerintah RI melalui Kementerian Agama mengutus Musa La Ode Abu Hanafi (7 tahun 10 bulan) didampingi oleh orang tuanya, La Ode Abu Hanafi untuk mengikuti ‘MHQ Internasional’ di Sharm El-Sheikh Mesir.
Musa menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang menyertai pertandingan Hifz Al-Quran 30 juz kategori kanak-kanak.
Musa juga merupakan peserta paling kecil dan paling muda kerana peserta lain berusia di atas sepuluh tahun.
Seperti banyak peserta lainnya, Musa diminta untuk menjawab enam soal, yang berjaya dilalui Musa dengan tenang, tanpa ada salah maupun lupa.
Ini berbeda dengan peserta lain yang rata-rata mengalami lupa, malah diingat dan dibetulkan juri.
Kelancaran bacaan dan ketenangan Musa dalam membawa ayat-ayat suci Al Quran yang dinyatakan membuatkan Ketua Juri, Sheikh Helmy Gamal, yang juga wakil Ketua Persatuan Quran Mesir dan hadirin terharu hingga menitikkan air mata.
Di luar panggung, Musa terus diserbu hadirin untuk berfoto dan mencium kepalanya sebagai tanda takzim mengikut budaya masyarakat Arab.
Tidak mau ketinggalan, juri dan panitia dari Kementerian Wakaf Mesir juga turut meminta Musa bergambar dengan mereka. Perkara ini mereka tidak lakukan bersama peserta MTQ yang lain.
Meskipun usia Musa masih belia dan lidahnya masih pelat dan belum dapat menyebut huruf “R” dengan sempurna, Musa dinilai sudah menjadi juara di hati juri dan penonton, meskipun di atas kertas dia hanya mendapat tempat ketiga.
Di dalam Majelis penutup, Menteri Wakaf Mesir, Prof Dr Mohamed Mokhtar Gomaa memanggil Musa dan ayahnya, Abu Hanafi.
Mohamed Mokhtar mewakili Kerajaan Mesir mengundang Musa dan Hanafi ke negara itu sekali lagi, pada sambutan malam ‘Lailatul Qadar’ yang diadakan pada bulan Ramadan akan datang. Beliau menyatakan, Presiden Mesir akan memberi penghargaan khas kepada Musa.
Kerajaan Mesir akan menanggung tiket dan kemudahan sepanjang mereka berada di Mesir. Menteri itu turut menyampaikan rasa takjubnya kepada Musa yang berusia paling muda dan tidak fasih berbahasa Arab, namun hebat dalam menghafal Al Quran secara sempurna.
Tentu untuk menghafal 30 juz (atau 6.666 ayat Al Quran), Musa harus berlatih keras. Ada proses, waktu, cara dan usaha maksimum yang dilakukan. Dan, sudah tentu ia menuntut kesabaran dan ketekunan ibu dan ayahnya.
Sang ayah, La Ode Abu Hanafi yang berprofesi sebagai petani harus sabar melatih Musa. Selain itu, ibu Musa, Yulianti, Alumni Pondok Pesantrean Al-Fatah, Muhajirun, Negararatu, Natar, Lampung Selatang, hanya suri teladan di rumah.
Mereka tinggal di Bangka Barat, Bangka Belitung, Indonesia. Menariknya, ayah dan ibu Musa bukan Hafiz dan Hafizah.
Prestasi Musa
Berdasarkan catatan laman Wikipedia, Musa lebih dikenal dengan Musa Hafiz, di samping seorang penghafal Al Quran, ia juga menghafal beberapa Hadis penting “Al-Arba’in An-Nawawi”.
Musa pernah menjadi juara pertama dalam program Hafiz Indonesia 2014 di RCTI. Dia ketika itu menjadi perhatian kerana walau baru berusia lima tahun namun sudah mampu menghafal 29 juz.
Musa juga pernah dihantar mengikuti pertandingan Hafazan peringkat antarabangsa di Jeddah, Arab Saudi di tahun yang sama. Menjadi peserta termuda, menduduki tangga ke-12 daripada 25 peserta yang bertanding. Musa mendapat markah Mumtaz iaitu 90.83 daripada 100 nilai penuh.
Selepas pertandingan itu, Musa meningkatkan Hafazannya menjadi 30 juz.
Pada 2014, Musa mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai Hafiz Al-Quran 30 Juz termuda di Tanah Air.
Ini seperti dijanjikan oleh Rasulullah SAW di dalam Hadis, yang artinya: “Pada hari Kiamat nanti, Al Quran akan menemui penghafalnya ketika penghafal itu keluar dari kuburnya. Al Quran akan muncul bertanya kepada penghafalnya: “Apakah Anda mengenalku?”. Penghafal tadi menjawab, “Saya tidak mengenal kamu.” Al Quran berkata, “Saya adalah kawanmu, Al Quran yang membuatmu kehausan di tengah hari yang panas dan membuatmu tidak tidur pada malam hari. Sesungguhnya setiap pedagang akan mendapat keuntungan di belakang dagangannya dan kamu pada hari ini di belakang semua dagangan. Maka penghafal al Qur’an tadi diberi kekuasaan di tangan kanannya dan diberi kekekalan di tangan kirinya, serta di atas kepalanya dipasang mahkota perkasa. Manakala ibu bapak-nya diberi dua pakaian baru yang cantik dan harganya tidak dapat dibayar oleh penghuni dunia keseluruhannya. Kedua-dua ibu bapaknya lalu bertanya, “Mengapa kami diberi dengan pakaian (bagus) begini?”. Kemudian dijawab, “Kerana anakmu hafal Al Quran.” (H.R. Ahmd dan Ad-Darimi).
Rahasia kesuksesan Musa
Sekedar informasi, Musa sudah hafal ‘Umdatul Ahkam, Arbain Nawawi, Arbain Hadits Ustad Yazid, dan telah selesai Durusul Lughoh. Sekarang sedang menghafal Bulughul Maram. Semua program menghafal untuk Musa dilakukan mandiri oleh Musa di rumahnya. Ada beberapa hal yang selama ini mereka jaga sehingga mampu mengantarkan Musa menjadi juara tiga dalam MHQ International
1. Murajaah (mengulang-ulang) hafalan
Kunci paling penting yaitu Murajaahnya (alias mengulang-ulang hafalan). Perlu diketahui juga Abu Musa tidak hafal semua itu, namun bisa menjadikan Musa hafal dengan kuat.
2.Pergaulan
Pergaulan harus dijaga. Bisa dikatakan Musa kurang bergaul dengan banyak anak, karena memang niat ayahnya benar-benar menjaga hafalan.
3. Tontonan TV
Musa sangat dijaga oleh kedua orang tuanya jangan sampai nonton televisi secara berlebihan.
4. Makanan
Makanan yang dikonsumsi oleh Musa benar-benar dijaga. Asupan sari kurma, madu dan propolis selalu diberikan kepada Musa bersama adik-adiknya.
5.Rutinitas Harian
Setiap pagi setengah jam sebelum Subuh, Musa dibiasakan salat tahajud menjadi imam untuk adik-adiknya. Kemudian Subuh berjamaah di Masjid. Setelah Subuh Murajaah hafalan sampai pukul 9 pagi.
6.    Jakarta, Aktual.com — Sejumlah mahasiswa Universitas Indonesia (UI) menorehkan prestasi internasional dengan menjadi yang terbaik se-Asia dalam lomba mobil hemat bahan bakar pada ajang ‘Shell Eco Marathon (SEM) Asia’, pada 3-6 Maret 2016 di kota Manila, Filipina.
“Dua mobil hasil karya mahasiswa UI tersebut berhasil menjadi yang terbaik se-Asia pada kategori mobil Urban Concept Gasoline dan kategori mobil Prototype Gasoline,” demikian kata Kepala Humas dan Keterbukaan Informasi Publik (KIP) Universitas Indonesia, Rifelly Dewi Astuti, kepada wartawan di kampus UI Depok, Selasa (08/03).
Dalam ajang ‘SEM Asia 2016’, tidak kurang 117 tim dari 17 negara di Asia, Timur Tengah dan Australia yang mengikuti kompetisi ini. Sedangkan perwakilan dari Indonesia terdiri atas utusan dari Universitas Brawijaya, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Sebelas Maret Solo, Institut Teknologi Bandung dan UI.
“Kompetisi ini ditujukan untuk merancang dan membangun kendaraan yang paling hemat energi dimana pemenangnya adalah kendaraan yang dapat bergerak jarak terjauh dengan menggunakan bahan bakar atau energi paling sedikit,” jelasnya.
Mobil dengan mengusung Urban Concept Gasoline merupakan hasil karya mahasiswa UI yang tergabung dalam Tim Sadewa yang kembali berhasil memecahkan rekor Asia dengan pencapaian satu liter bensin untuk 275 kilometer melalui mobil bernama Kalabia Evo 5.
Mobil beroda empat ini menggunakan material carbon fiber composis dan memiliki berat 75 kg. Adapun Tim Sadewa terdiri atas tujuh mahasiswa UI yaitu Alfian Ibnu (T.Mesin 2013); Fatahillah Putra (T.Mesin 2012) ; Andre Widianto (T.Mesin 2013) ; Reisa Adityo (T.Mesin 2013) ; Andro Cohen (T.Mesin 2014) ; Jefri Alonso (T.Mesin 2013) dan Aldino Jazmi (T.Elektro 2012).
Selain unggul pada kategori Urban Concept, mobil bernama Keris RVII karya tim Nakoela berhasil menjuarai kompetisi mobil hemat pada kategori Prototype Gasoline dengan jarak tempuh 792 km/l.
Keris RVII yang memiliki berat 40 kilogram ini menggunakan material carbon fiber, honeycomb dan alumunium. Dalam mendesain, membangun, memilih komponen dan material mobil, Keris RVII telah melalui perhitungan matang dan disimulasikan melalui software.
Tim Nakoela terdiri atas tujuh mahasiswa UI yaitu Diatri Mika (T.Metalurgi&Material 2013) ; Willy Chandra (T.Mesin 2012) ; Wirangga Pradipta (T.Mesin 2013) ; Dhedhe Rodat (T.Mesin 2013) ; Musthada Murayid (.Metalurgi dan Material 2013) ; Immanuel Santoclin (T.Mesin 2014) dan Guardio Orlando (T.Elektro 2014).
Kategori urban concept lebih memerhatikan desain kendaraan konvensional roda empat yang hemat bahan bakar, sesuai dengan kebutuhan pengemudi saat ini.
Sedangkan Kategori prototype memperlombakan kendaraan berbentuk futuristik yang bertujuan untuk memaksimalkan efisiensi bahan bakar melalui elemen desain yang inovatif. Keduanya dirancang untuk tujuan yang sama, menempuh jarak terjauh dengan satu liter bahan bakar.
Sementara itu Ketua Kontingen Willy Chandra (Teknik Mesin FTUI 2012) mengatakan sangat bangga dapat mengharumnkan nama Indonesia pada ajang bergengsi ini dan dapat belajar banyak dari seluruh peserta dari negara lainnya di Asia.
Ke depannya, kami bersama UI-SMV akan terus mengembangkan disain mobil menjadi lebih aerodinamis dan irit bahan bakar. Lebih lanjut, Willy menambahkan keunggulan mobil hemat kami ada pada nilai aerodinamis yang sangat baik sehingga mampu mengurangi energi yang terbuang akibat gesekan-gesekan serta penerapan eco-driving yang tepat.
Dikatakannya baik tim Sadewa maupun Nakoela adalah bagian dari UI SupermileageVehicle (UI-SMV) yang merupakan sebuah perkumpulan otomotif bentukan mahasiswa UI lintas fakultas dengan moto “We design, build and race the best vehicles with the best efficiency”.
7.  Jakarta, Aktual.com — Pianis jazz belia dari Indonesia, Joey Alexander (12 tahun), masuk dalam daftar calon penerima penghargaan bergengsi dunia industri musik di Amerika Serikat, Grammy ke-58, yang diumumkan pada Senin (7/12) waktu setempat oleh panitia di situs Grammy.
Melalui albumnya yang berjudul “My Favorite Things”, Joey dinominasikan dalam dua – dari lima – penghargaan kategori musik jazz yang diperebutkan, yaitu untuk “Best Jazz Instrumental Album” (My Favorite Things) dan “Best Improvised Jazz Solo” (untuk lagu “Giant Steps” dalam album My Favorite Things).
Untuk Grammy ke-58, National Academy of Recording Arts and Sciences akan memberikan penghargaan kepada para pemenang 83 kategori dari berbagai aliran musik, termasuk jazz, pop, rock, RnB, country dan alternatif.
Nama-nama besar yang bersaing dalam pencalonan peraih Grammy kali ini, termasuk Taylor Swift, Kendrick Lamar, Ed Sheeran, Kelly Clarkson, Maroon 5, Nicky Minaj, Ricky Martin, Bjork, Ellie Goulding dan John Legend.
Penganugerahan penghargaan Grammy ke-58 akan diselenggarakan pada 15 Februari 2016 di Staples Center, Los Angeles, Amerika Serikat. Acara malam anugerah tersebut akan disiarkan secara langsung oleh stasiun televisi CBS.
“My Favorite Things” adalah album pertama Joey dan dikeluarkan pada Mei 2015, saat ia berusia 11 tahun. Album berisi sembilan lagu itu diproduksi oleh pemenang Grammy, Jason Olaine, melalui perusahaan rekaman yang berbasis di New York, Motma Music. Pada 30 Mei 2015, album tersebut bertengger di urutan ke-174 tangga lagu Billboard 200.
Anak Ajaib Joey dilihat banyak pihak sebagai anak ajaib di bidang musik jazz dan keajaibannya itu telah diulas di banyak media Amerika, termasuk surat kabar The New York Times dan Daily Telegraph, televisi CNN, WCBS dan NBC News serta majalah musik Down Beat.
Bocah kelahiran Bali pada 26 Juni, 2003 itu belajar memainkan musik jazz secara otodidak, mulai usia enam tahun.
Pada usia ke-9 tahun, ia memenangi penghargaan Grand Prix pada kompetisi musik jazz semua umur Master-Jam Fest di Odessa, Ukraine. Kompetisi itu sendiri diikuti oleh 43 musisi dari 17 negara.
Joey pertama kali muncul di muka publik ketika ia diundang oleh UNESCO pada Desember 2011 di Jakarta untuk bermain piano tunggal di depan Herbie Hancock, musisi jazz legendaris Amerika. Satu tahun kemudian, Joey tampil bersama band-nya di Java Jazz Festival.
Keajaiban Joey dilirik oleh Wynton Marsalis, musisi jazz berpengaruh di Amerika yang juga merupakan direktur lembaga pertunjukan prestisius di New York, Jazz at Lincoln Center.
Wynton mengundang Joey – yang saat itu berusia 10 tahun-pada Mei 2014 untuk tampil dalam pertunjukan musik yang digelar di gedung Jazz at Lincoln Center. Permainan Joey pada acara itu disambut dengan kekaguman publik dan The New York Times menyebut penampilan Joey sebagai “sensasi semalam” sementara Down Beat menyebutnya sebagai anak ajaib.
Sejak itu, Joey kerap diundang untuk tampil di berbagai panggung bergengsi, termasuk Montreal International Jazz Festival, Copenhagen Jazz Festival, New Port Jazz Festival, Rochester Jazz Festival, Apollo Theater dan Arthur Ashe Learning Center.
Sejak 2014, Joey dan keluarganya bermukim di New York City.


8.    Jakarta, Aktual.com — Tim SMA Labschool Cibubur, Jakarta Timur yang mewakili Indonesia, sukses meraih juara dalam ajang ‘International Folklore Festival 2015’ yang diselenggarakan di kota Saint Petersburg, Rusia, 13-18 November 2015.
Kepala Sekolah SMA Labschool Cibubur, Buang Raharjo di Jakarta, Kamis (19/11), mengemukakan mewakili keluarga besar sekolah, para orangtua siswa dan semua pemangku kepentingan, menyampaikan ungkapan syukur, dan bangga atas prestasi yang diraih murid-muridnya pada kompetisi ini yang juga menambah daftar prestasi yang pernah diraih siswa-siswi SMA Labschool Cibubur di bidang seni tari dan musik tradisi, khususnya di tingkat internasional.
“Semoga capaian ini dapat menginspirasi teman-teman mereka untuk terus mencintai dan bangga akan akar budaya bangsa Indonesia, serta memotivasi siswa seluruh Indonesia unuk berprestasi dengan membawa kekayaan tradisi dan budaya bangsa kita di kancah internasional lainnya,” ujarnya.
Ketua Tim dan pimpinan rombongan Nadira Anissa dalam keterangan tertulis mengatakan timnya berhasil meraih medali dan piala emas kategori “Mixed Folk Ensamble” usia di bawah 17 tahun pada Kejuaraan ‘Folklore Internasional Interfolk 2015’.
‘Festival Interfolk’ sendiri dibagi menjadi dua bagian, yaitu ‘cultural exchange festival’ dan kompetisi.
“Untuk penampilan festival, grup tari dan musik SMA Labschool Cibubur yang terdiri dari 22 orang pelajar dan 5 orang pendamping ini menampilkan dua nomor tarian tradisional Nusantara yang berasal dari daerah Tapanuli, Sumatera Utara, dan tarian Betawi,” tuturnya.
Khusus untuk babak kompetisi, para pelajar SMA Labschool Cibubur ini menampilkan tarian Ratoh Duek yang berasal dari Gayo Lues, Aceh, yang membawa mereka tembus ke babak Final Grand Prix yang dilaksanakan pada Selasa (17/11) waktu setempat atau Rabu (18/11) dini hari WIB di Ballrooom Hotel Saint Petersburg, Rusia.
Gerakan seragam dan serempak ini berhasil memukau 15 orang dewan juri yan merupakan pakar folklore dunia dan juga penonton yang turut menyaksikan langsung.
Nadira menyatakan, selain meraih medali dan piala emas untuk kategori mixed folkensamble (gabungan tari, music dan lagu) di bawah usia 17 tahun, para siswa SMA Labschool yang tergabung dalam grup Sthira Caranadara itu juga meraih beberapa penghargaan lainnya.
Sejumlah penghargaan yang mereka raih yaitu “Judges Special Award for Best Technical Performance”, “EAFF Award for High Quality Presentation”, dan “President World Association of Performing Arts & Caucasian Association of International Festival (W.A.P.A & C.A.I.F) Award for Most Outstanding Performer”, sekaligus memperoleh “Golden Ticket” untuk mengikuti “The 3rd International Performing Arts Competition 2016” yang akan diselenggarakan di Yerevan, Armenia.
Irina Lysenkova, Ketua Panitia Interfolk 2015 menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada grup Sthira Caranadara SMA Labschool Cibubur karena walaupun di usia yang masih nisbi muda namun telah mampu menampilkan komposisi yang sedemikian bagus dan rumit, sehingga mendapat apresiasi yang luar biasa dari para dewan juri.
Ucapan senada juga diutarakan oleh Kaloyan Nikolov, Presiden World Association of Folklore Festival (WAFF).
Sementara itu, Aldea Karinta salah satu siswa SMA Labschool Cibubur mengakui sebelum berangkat ke Rusia, timnya mendapatkan pelatihan rutin dan super intensif selama 3 bulan dibawah bimbingan Tim Artistik Gantari Gita Khatulistiwa (GGK) pimpinan Gilang Mokodompit.
“Kami senang sekali bisa mengalahkan para peserta dari berbagai negara yang terdiri dari pelajar hingga penari profesional, setelah mendapat pelatihan dari Pak Gilang,” ujar Karin sapaan akrab Aldea Karinta.
Merespon hal itu, Arif Mujahidin, salah satu orangtua siswa rombongan tim SMA Labschool Cibubur mengaku sangat bangga dengan pencapaian anak-anak yang masih muda tapi telah mampu menunjukan potensi diri.
“Kami bangga dengan capaian prestasi anak-anak,” ucap Arif yang juga orang tua dari Karin.
Rencananya Kamis (19/11) ia akan turut serta menjemput rombongan tersebut yang kembali dari Rusia di Bandara Internasional Soekarno-Hatta Tangerang, Banten.

9.    Jakarta, Aktual.com — Nadya Shafiana Rahma (11) tidak pernah membayangkan sebelumnya bakal bisa berkunjung ke Frankfurt, Jerman, dan bukunya ikut dipamerkan dalam pameran buku terbesar dunia ‘Frankfurt Book Fair (Buchmesse) 2015’.
“Senang banget bisa ikut dalam pameran ‘Frankfurt Book Fair’,” ujar Nadya Shafiana Rahma, putri kedua pasangan Nurul Huda dan Siti Jumaroh di Frankfurt, Jerman, Kamis (15/10).
Nadya mulai menulis sejak usia lima tahun. Dia mengakui tidak mengira bukunya bisa dipamerkan di pameran ‘Frankfurt Book Fair’ dan bahkan diminta untuk menceritakan pengalamannya di hadapan pengunjung pameran buku dimana Indonesia menjadi ‘Guest of Honour’.
Nadya yang telah menerbitkan lima buku merupakan penulis cilik yang cukup produktif tampil dalam acara “Fun and Share: Learning to write with Nadya” yang diadakan di Paviliun Indonesia dalam acara ‘Frankfurt Book Fair’ yang berlangsung hingga 18 Oktober mendatang.
“Senang dan juga deg-degan juga,” demikian ujar Nadya yang datang didampingi sang ayah Nuful Huda, Dosen di salah satu perguruan tinggi di Cirebon yang dalam acara berbagi pengalaman, Nadya memberikan hadiah pembatas buku berupa wayang dan poster bagi penanya.
Siswa SD Negeri Glagah, Yogyakarta itu mengatakan awalnya ia menuliskan pengalaman sehari-hari lalu naskah cerita kehidupannya berupa cerita pendek pun dikirimkan ke koran.
Nadya mengakui ide seluruh bukunya diperoleh dari pengalaman nya sehari hari baik di sekolah atau di rumah dan juga di jalan serta dari teman-temannya.
Remaja yang gemar membaca, menulis, melukis dan berenang serta bermain alat musik yang sering mengunjungi pameran meraih berbagai penghargaan dan juara menulis, menyanyi dan juga melukis baik di tingkat provinsi maupun nasional.
Koleksi cerita pendek Nadya diterbitkan dalam seri “Kecil-kecil punya karya,” yang diterbitkan penerbit Mizan di Bandung dan akhirnya Nadya membuat menjadi novel yang diterjemahkan “My life My Heaven”, “Pengalaman Meraih Bahagia”, “Juiceme salah tangkap” dan “Juiceme Kakek Misterius,” sedangkan Si Hati Putih merupakan kumpulan cerpen.
Nadya bercita cita menjadi seorang penulis yang andal tetapi juga ingin menjadi disainer dan ilustrator. Ia berharap bisa menjadi penulis di tingkat nasional.
10. Jakarta, Aktual.com — Indonesia memperoleh satu medali emas dan dua perunggu ‘Olimpiade Geografi Internasional ke-12’ yang diikuti ratusan peserta kompetisi dari 41 negara di Tver Oblast dan Moskow, Rusia.
Medali emas diraih Andito Jeremia Adhyatma dari SMA 8 Jakarta, dan dua perunggu diraih Asri Hadiyanti Giastuti dari SMA 1 Bogor serta Melinda Gularso SMAK 7 Penabur, demikian Tim Olimpiade Geografi Indonesia, seperti rilis yang diterima Aktual.com, Minggu (24/8) waktu setempat (atau Senin pagi WIB).
Empat peserta Indonesia dibimbing oleh Dr Samsul Bachri dari ITB dan Prof Dr Junun Sartohadi dari UGM, serta observer Titiek Suparwati, Wiwin Ambarwulan dan Sri Lestari Munajati dari Badan Informasi Geospasial serta orang tua peserta Sri Ratnaningsih.
Olimpiade Geografi Internasional 2015 diselenggarakan International Geography Union (IGU) dan dilaksanakan oleh Olympiad Task Force di bawah Kementerian Pendidikan dan Sains Federasi Rusia bekerja sama dengan Geographical Society Rusia dan Tver State University serta Lomonosov Moscow State University.
Kegiatan itu merupakan kompetisi geografi tahunan dunia untuk pemuda berusia 16 sampai 19 tahun. Mereka adalah yang terbaik, dipilih dari ribuan siswa.
Keberhasilan tim Idonesia tidak lepas dari bantuan dan dukungan Direktorat Pembinaan SMA Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemdikbud Fakultas Imu dan Teknologi Kebumian ITB, Fakultas Geografi UGM dan Badan Informasi Geospasial (BIG), dan juga KBRI di Moskow.
Samsul Bahri mengatakan Indonesia dirancanakanmenjadi tuan rumah Olimpiade Geografi Internasional (iGeo) 2017, yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan dukungan dari Badan Informasi Geospasial dan beberapa universitas di antaranya ITB, UGM, UPI dan UI.
‘IGeo tahun 2015’ dihadiri Titiek Suparwati (Sekretaris Utama BIG), Wiwin Ambarwulan (Kepala Pusat Penelitian, Promosi dan Kerja Sama BIG) dan Sri Lestari Munajati (Kabid Promosi dan Kerja Sama BIG) sebagai observer iGeo 2015 dan juga sebagai peserta IGU 2015 di Rusia.

Feature Prestasi Sekolah MI/SD



Si Cantik dan Tampan anak sekolahan yang pandai melukis.

Di daerah Waru Sidoarjo ada sebuah sekolah MI yang bernama  MINU WARU 1, kabarnya MI tersebut adalah sekolah yang paling favorit hingga di pembukaan hari pertama pendaftaran siswa baru kuota langsung habis tak tersisa. Para calon wali murid rela antri dari subuh demi mendaftarkan anaknya di sekolah tersebut. Tak heran juga jika orangtua murid rela berkorban demi mendaftarkan anaknya sekolah di MINU WARU 1, karena fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh sekolah sangatlah bagus, lulusan MINU WARU 1 pun juga banyak yang berprestasi. Terutama yang berprestasi dalam Ekstrakurikulernya.
Di MINU WARU 1 banyak ekstrakurikuler, antara lain ada Silat, lukis, Pidato, Qiroat, Sempoa, Futsal, Pramuka, Seni Tari, Paduan Suara, Puisi, Samroh modern, dan Entrepreneurship. Namun yang paling digemari yaitu silat, melukis, dan entrepreneurship. Ekstrakurikuler diikuti oleh semua kelas, kelas besar ataupun kelas kecil. Namun ada juga ektrakurikuler wajib yaitu ekstra Pramuka yang wajib diikuti mulai kelas 3 sampai kelas 6. Sedangkan ektra yang lainnya bebas diikuti oleh kelas berapa saja. Ekstra melukis adalah salah satu ekstra yang paling di minati di MINU WARU 1 karena dilihat banyak murid kelas 1 sampai kelas 3 yang pandai menggambar maka didirikannya ekstra melukis tersebut,ekstra itu didirikan sekitar tahun 2009 karena pihak sekolah dan guru melihat banyak anak muridnya yang pandai menggambar dan melukis, pihak sekolah ingin membantu mereka untuk mengasah dan memperindah gambaran atau lukisannya dengan adanya ekstrakurikuler melukis ini.
Ekstrakurikuler di lakukan setiap hari sabtu di lingkungan sekolah dari jam setengah 7 sampai jam 9. Setiap ekstrakurikuler biasanya dibimbing oleh satu sampai dua guru pembimbing, kebetulan ekstra melukis dibimbing oleh Bapak Munawir Selaku guru kesenian menggambar dan melukis di MINU WARU 1. Untuk ekstra melukis biasanya dilakukan didalam kelas kadang juga berada diluar kelas untuk mencari benda yang akan dilukis, kadang juga ditentukan oleh guru pembimbing apa yang harus dilukis. Suasana di dalam kelas ekstra melukis sangat meyenangkan karena anak murid dan guru pembimbing seperti teman bukan seperti murid dan guru karena disitu kita dapat bertukar pikiran, mengkritik satu sama lain tanpa ada unsur dendam dan tidak suka melainkan membantu memperindah lukisan satu sama lain. Di ekstra melukis ini ada 2 murid yang menonjol dari murid-murid yang lain dalam melukis, mereka bernama Kyara Ghendis Nugroho (7) dan Muhammad Akbar (9) “ Ghendis dan Akbar ini kebetulan adik kakak, mereka berdua mempunyai basic melukis yang sangat baik dari murid yang lain, wajar saja latar belakang orang tua mereka adalah seniman. Ayahnya seorang pelukis dan ibunya adalah seorang animator disalah satu perusahaan di surabaya. Jadi tidak heran jika mereka berdua sangat menguasai teknik-teknik menggambar” ujar bapak Munawir selaku pembimbing dan guru seni di MINU WARU 1.
Baru-baru ini ekstra melukis atau menggambar mengikuti lomba dalam menyambut bulan ramadhan di Masjid Al-Ikhlas Deltasari pada 30 April 2017 dan medapatkan juara kedua kategori 1, Yang mewakili yaitu Muhammad Akbar (9) murid kelas 3, Disana dia menggambar sebuah masjid yang megah degan perpaduan warna merah hijau dan putih, degan beberapa pohon kelapa disekitar masjid. “ mungkin mood akbar kurang bagus jadi lukisannya seperti ada yang kurang meskipun sebenarnya lukisannya bagus, namun disyukuri saja sudah mendapat juara 2 “ ujar Bapak Munawir.